Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Semangkuk Pleurotus Ostreatus

Jamur atau fungi, adalah salah satu organisme eukariotik yang bersel tunggal, dan kebanyakan tidak punya klorofil. Pada umumnya, jamur ini hidup secara saprofit atau hidup dengan mengurai sampah organik.

Ternyata, ada 70.000 jenis jamur di dunia ini, dan diantara itu ada 8 jenis jamur uang dibudiayakan untuk usaha industri.
Kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang salah satu jamur yang merupakan salah satu makanan favorit suami, yaitu jamur tiram.

Suami saya, termasuk penyuka jamur yang bernama ilmiah Pleurotus Ostreatus ini. Setelah mengetahui kalau dia penyuka hamur, saya coba membuatkannya aneka olahan makanan berbahan dasar jamur tiram ini. Namun yang paling dia suka, adalah jamua krispi yang dicocol ke saus sambal selagi hangat-hangat.

Selain sebagai salah satu kudapan ketika lapar melanda, ternyata si jamur ini juga punya manfaat lain, yang juga baru saya tau setelah beberapa kali berbelanja di tukang sayur langganan, antara lain mencegah terjadinya anemia, melawab kolesterol, atau juga mampu mencegah terjadinya tumor atah kanker.

Dengan nutrisi yang ada pada jamur tiram, seperti fosfor, zat besi, magnesium, kalsium dan beberaoa kandungan lainnya, saya pun tidak khawatir, jika si jamur dalam sehari dikonsumsi hampir di setiap jam makan bahkan di luar jam makan sekalipun.

Jamur ini pun jadi salah satu bahan makanan yang serinh berdiam di almari pendingin, dan dalam jumlah yang relatif banyak. Bahkan ibu pernah membawakan porsi yang banyak ketika perjalanan ke Semarang, juga ibu mertua yang membelikan beberapa bungkus jamur berwarna putih nan lebar ini.

Kebetulan, saya tidak terlalu suka makan sayur  dan tidak semua sayur akan saya makan sekalipun dalam keadaan terdesak (kecuali atas intruksi dokter ya). Termasuk jamur tiram ini, sekalipun di rumah sayalah yanh mengolah dan menyajikannya, namun saya tidak banyak mengonsumsinya, hanya sebatas mencicipi atau sekadar ingin.

Salah satu yang tidak saya suka dari jamur adalah baunya yang kurang sedap. Namun, belajar dari pengalaman, ada beberapa poin yang saya perhatikan, seperti:

1. Memilih Jamur Yang Segar
Seringnya saya beli di tukang sayur langganan pagi-pagi, yang masih sehar kondisinya. Karena jika membelinya di pasar moderen, biasanya ada beberapa bagian jamur yang tidak segar.
Jamur tiram yang tidak enak ketika di masak adalah jamur yang ketika dicuci terasa lembek (mudah rusak) dan berwarna kecoklatan.

2. Cuci Bersih
Mencuci di air bersih dan mengalir adalah sebuah kewajiban. Tidak perlu diremas, cukup digosok perlahan karena nanti akan merusak tekstur jamur tiram itu sendiri.

3. Merendam
Bukan hanya untuk jamur tiram saja, untuk beberapa seperti brokoli dan bunga kol, saya pun merendamnya dalam air garam dalam kisaran waktu kurang lebih 10 menit, baru kemudian di cuci.

4. Bumbu Rempah
Sekalipun untuk jamur krispi, tetap saya pakai bimbu rempah-rempah rahasia keluarga, selain untuk menambah cita rasa, tentunya akan sedikit menetralisir aroma jamur yang kurang sedap.

Demikianlah pengalaman saya dengan si jamur tiram.
Selamat bereksplor dengan si putih lebar yang merakyat di dapur rumah kita.

#tantangan7
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Nimas Achsani
Nimas Achsani Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

Post a Comment for "Semangkuk Pleurotus Ostreatus"