
Seperti itu pula dirimu, dirimu yang tak lagi hadir, rindu sudah dipelupuk mata, menahannya dalam katup bibir.
Kadang aku hanya merindukanmu sebagai penasehat. Yang terampil
membawaku melayang, menyusuri tepian-tepian otak yang lama tak tersentuh. Mengajakku berlari dalam angan yang tak tergapai.
Kadang pula aku merindukanmu sebagai kawan, yang dengan kasih memelukku tanpa luka. Menggenggam jemariku agar tak berada jauh darimu.
Juga kurindukan dirimu, sebagai cinta. Yang tanpa permisi mencuri hatiku dengan piawai. Meninggalkan tumpukan kenangan dalam setiap detiknya.
Dan malam ini, kurindukan dirimu sebagai apa adanya dirimu, yang tetap aku simpan.
Di hati.
(Skrpsi: 14/12/15)
Post a Comment
Post a Comment