Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ibuku Sekolahku

Ibu adalah manusia penuh kasih dan sayang dan betul, jika kasih ibu sepanjang masa kasih anak sepanjang galah.

Pagi-pagi sekali harus menyiapkan sarapan untuk suami. Selepas shubuh, rambutnya diikat tinggi. Beraksi di dapur: memotong sayuran, mencuci beras, merebus air dilakukan bersamaan. Tak lama sarapan terhidang dengan seteko teh hangat siap santap. Tak lama berselang, suara si kecil terdengar merintih, pelan memanggil sang mamah.

"Mamah", panggilnya pelan. Wanita itu berlari, meninggalkan suaminya yang tengah menyangga sepiring nasi lengkap dengan sayur dan lauknya. Si kecil telah terbangun, dia kembali dengan si kecil tergendong di salah satu sisi tubuhnya. Dia tersenyum melihat sang papah sedang bersantap. Kini giliran papah yang menemani, mamah kembali ke dapur. Menyiapkan air hangat untuk membersihkan anaknya.

Suaminya telah berpamitan setelah satu lunch bag terisi dengan makanan sarat gizi ditentengnya. Mamah selalu berhasil mengenyangkan perut papah ketika lapar menghantui di siang hari. Namun mamah belum sempat merapikan dirinya. Si kecil asik berbincang dengan boneka hewannya-koala tepat ketima mamah sedang membuatkan MPASI untuknya.

Tak ada MPASI dari abang-abang sayur, tak ada pula yang berasal dari kedai bertuliskan "MPASI ORGANIK". Semua makanan anaknya dibuatnya sendiri. Malam-malam dia rela ke pasar, memeilih sendiri sayur, buah dan daging yang akan dimakan buah hatinya esok harinya. Bukan karena berhemat, karena begitulah tugas ibu. Menyiapkan tumbuh kembang anaknya dengan tepat.

Si kecil telah terlelap. Kini giliran mamah mencuci, membersihkan dapur, merapikan rumah juga membersihkan dirinya sendiri. Satu lagi, menyiapkan permainan edukasi untuk si kecil. Semua pendidikan dasar dia lakukan tanpa melibatkan gadget. Dia membiarkan buah hatinya bereksplor sedemikian rupa-bahkan rumah pun jarang terlihat rapi.

Tak terasa malam hampir tiba. Papah baru saja tiba, disambut si kecil yang sudah harum dan rumah tertata rapi, juga istri yang nampak begitu sumringah.
"Hari ini dia belajar warna mas. Aku buatkan sendiri medianya". Sang suami nampak kagum dengan tatapan seolah puas dengan kinerja mamah. Beberapa menit berselang, mamah menyiapkan malam, juga menemani si kecil bermain sambil belajar. Begitulah setiap hari kegiatan mamah.

Dia pun lelah, namun dia tahu jika itu semua adalah konsekuensi seorang ibu dengan segala tugasnya. Jika ada seorang ibu yang mengeluhkan kewajibannya, maka seharusnya dia malu dengan panggilan "ibu" yang disematkan pada dirinya.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Nimas Achsani
Nimas Achsani Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

Post a Comment for "Ibuku Sekolahku"