Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KITA DAN GANGGUAN JIWA





ODGJ dan ODMK, adaah istilah yang pertama kali saya dengar pada 2015 lalu. Dan sampai sekarang, rasa ketertarikan saya pada keduanya semakin besar. Karena keduanya, sangat dekat dengan kehidupan saya.

Di masyarakat kita, tentu tak asing dengan istilah ‘orang gila’. bahkan balita pun mampu mendeskripsikannya, hanya dari apa yang mere lihat dan dengar dari kebanyakan orang. Lalu, apakah ada yang peduli jika ada diagnosis psikologis tentang ODGJ dan ODMK?

Perlu diketahui, bahwa ODGJ maupun ODMK adalah masalah kejiwaan, dan ternyata keduanya banyak dialami oleh penduduk di berbagai belahan dunia. ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) adalah mereka mengalami gangguan pikiran dan perilaku, sehingga menganggu keseharian mereka. Untuk ODGJ sendiri, perawatan yang umum dilakukan adalah dengan memasukkannya ke RSJ (Rumah Sakit Jiwa). Disana, mereka seperti tinggal dalam sebuah karantina, dimana ketika salah seorang dari mereka telah memenuhi standar ‘kesembuhan’, mereka akan dikembalikan pada masyarakat.

Namun, berdasarkan apa yang saya lihat. Mereka tak sepenuhnya diterima oleh masyarakat. Ada diskriminasi yang tetap ada, seperti tak banyak peluang kerja bagi mereka. Kemudian juga dengan tetap memberi mereka label ‘orang gila’. Bila sudah begini, adakah campur tangan Pemerintah? Pemerintah yang disibukkan dengan alokasi dana APBN untuk pembangunan infrastruktur, pengembangan ekonomi makro mikro ataupun yang lainnya, ternyata pemerintah ikut hadir dalam penyembuhan mereka.

Hadirnya pemerintah bisa dirasakan dalam pembayaran biaya perawatan melalui dana BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Padahal jauh dari itu, mereka yang dulunya didiagnosa ODGJ membutuhkan bantuan bahkan setelah mereka dinyatakan sembuh.

Ya, seharusnya pemerintah pun ikut hadir dalam ranah ini. Tidak sekedar mendata, liputan media, kemudian hilang. Tahukah apa yang kemudian terjadi pada mereka setelah sembuh namun dihadapkan dengan keadaan yang menghimpit mereka? Akibatnya ODGJ akan kembali kambuh bahkan cenderung lebih parah dari sebelumnya (ini yang saya lihat sendiri).

Selain ODGJ yang membutuhkan perhatian, ada pula ODMK. ODMK (Orang Dengan Masalah Kejiwaan) ini trenyata lebih ‘umum’ diderita sebagian masyarakat pada umumnya, namun tak banyak yang menyadari adanya gangguan ini. Seperti apakah ODMK itu? Coba kita perhatikan beberapa kasus yang belakangan ini muncul di berbagai lini media masa.

Kekerasan fisik yang dilakukan oleh orang terdekat pada anak-anak.
Pelajar yang mengakhiri hidupnya karena khawatir dengan ujiannya.

Ya, itu hanya sedikit contoh masalah jiwa yang ternyata dapat merugikan orang lain. Apakah kita termasuk salah satunya? Jika kita adalah ibu yang sering marah-marah pada anak, atau karyawan yang mengalami gangguan tidur, atau hal-hal lain yang nyatanya membuat kita depresi. Benar, kita pun termasuk ODMK jika sedang mengalaminya. Merekalah yang tega melakukan berbagai tindak kekerasan baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, itulah ODMK.

Yang perlu kita sadari adalah, jika setiap orang sangat berpotensi mengalamau gangguan jiwa. Yang membedakan hanyalah seberapa parah gangguan yang kita derita. Penyebabnya pun beragam, namun satu hal yang sangat mempengruhi adalah depresi. Jika kita sedikit merasa ada yang ‘aneh’ dalam jiwa kita, carilah teman yang mampu kita ajak berdiskusi, atau sekedar mendengarkan cerita maupun beban kita.

Berhentilah memberi label negatif pada mereka yang kita sebut ‘orang gila’, karena kitapun memiliki potensi yang sama dengannya atau mungkin kita sedang mengalaminya.


#ODOPbatch6 #nonfiksi
Nimas Achsani
Nimas Achsani Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

Post a Comment for "KITA DAN GANGGUAN JIWA"