Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pernikahan Dan Pondasi Bangunan

Siapa yang tidak resah gelisah, ketika bangunan yang diidamkan sejak lama, bangunan yang telah dirancang sekian lama, ternyata hancur seketika. Luluh lantak, rata dengan bumi.
Siapa yang patut disalahkan?

***

Bulan Maret 2018 yang lalu, seorang perempuan yang tidak saya kenal, tiba-tiba mengirim saya pesan singkat, tak lama setelah saya memublikasikan tulisan saya tentang pernikahan.

"Mbak, saya mau curhat tentang pernikahan."

Setelah beberapa saat saling berbalas pesan. Terungkaplah satu hal, gugatan cerai dikirimkan sang suami ketika usia pernikahan baru seumur jagung. Perlu diketahui, mereka menikah pada Januari 2018.

"Sudah kita bicarakan mbak, termasuk dengan keluarga besar kita. Tapi tak ada yang bisa menahan keinginannya untuk menceraikan saya. Saya mencintainya, tapi tidak dengan suami saya. Dia berubah sejak beberapa hari menjelang pernikahan kita mbak."

Begitulah isi pesan yang masih saya ingat.

Seketika itu, saya merinding membaca seluruh pesannya. Ada sedih yang perlahan memenuhi kepala saya. Ada haru yang hinggap, ingin rasanya memeluk saudari itu.

Kami tak saling mengenal, namun empati telah membuat kami seolah saling bertatap. Darinyalah kemudian saya belajar satu hal, yaitu pentingnya pondasi  pernikahan. Ilmu dasar dan bekal sebelum pernikahan.

***

Bagi saya, pernikahan adalah sebuah bangunan yang memiliki konstruksi komplek dan saling melengkapi.
Bukankah setiap bangunan diawali dengan pondasi yang tak nampak oleh mata namun memberikan kekuatan pada kehidupan di atasnya?

Juga di dukung dengan bahan-bahan pilihan berkualitas yang akan saling menguatkan tiap elemen bangunan itu.

Pun dengan pernikahan.
Akankah kita memilih pasangan sekenanya untuk sebuah perjalanan panjang?
Akankah kita berani mengajukan diri yang tanpa bekal apapun untuk menikah?
Seberani itukah kita mengahadapi segala kerikil-kerikil dalam rumah tangga kelak?
Bukan hanya butuh keberanian, namun juga ilmu.

Ilmu adalah suatu yang sangat penting.
Pasalnya, banyak dijumpai pernikahan yang rusak hanya karena masalah-masalah kecil. Membekali diri dengan ilmu pernikahan adalah kewajiban.

***

Jika bangunan yang kita dirikan dengan susah payah, beebayar peluh dan air mata, namun seketika hancur tanpa permisi. Siapakah yang akan kita salahkan? Tukang bangunan? Toko material?

Ketika pernikahan kita rusak, siapakah yang akan kita salahkan? Belajarlah untuk mengoreksi diri sendiri. Karena pernikahan adalah mempertemukan dua manusia dengan keluarga besarnya, yang berbeda dalam segalanya.

***

Pernikahan seperti apa yang kita inginkan, jika tak menyiapkannya dengan baik?
Menyamakan visi misi dalam pernikahan adalah keharusan, karen itulah penentu arah setiap rumah tangga.

Setiap pernikahan, tapa dimintai pasti akan meminta keduanya untuk menurunkan sedikit egonya. Karena pernikahan, tak akan pernah ketika ego yang tinggi menghiasi seluruh sudut pernikahan.

Setiap pernikahan, juga akan meminta keduanya untuk selalu menguatkan pondasi pernikahan. Karena dari kuatnya pondasilah, kehidupan akan bercerita di dalamnya.

***
Mulailah segala sesuatu dengan kebaikan. Karena sebagaimana firman-Nya "tidak ada balasan bagi kebaikan selain kebaikan itu (pula)" (QS. Ar-Rahman: 60).

Kareba bangunan yang kuat tak akan hancur hanya karena daun menyentuh dindingnya.
Namun sebaliknya, bangunan yang nampak anggun akan mudah rusak ketika tidak didukung dengan pondasi yang kuat.

Selamat menikmati ujian dalam pernikahan, karena itu akan menguaykan semua pihak yang ada di dalamnya.
Berbaik sangkalah pada Tuhan.

***

Hingga beberapa hari yang lalu, di media sosial, saya lihat sebuah kiriman yang mencuri perhatian.

"Hari ini di Pengadilan. Ujian Allah selalu datang dan Allah tak pernah meninggalkan saya. Ternyata, banyak wanita yang jauh lebih baik dari saya namun diuji seperti ini."

***

Nimas Achsani
Nimas Achsani Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

Post a Comment for "Pernikahan Dan Pondasi Bangunan"