Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Masalah Kesehatan Mental itu Nyata



Gangguan jiwa. Apa yang kamu pikirkan? Apakah mereka yang terlantar di pinggir jalan? Atau yang harus terikat di rumah sakit jiwa?

Bagaimana dengan orang yang bergelimang harta? Bagaimana dengan mereka yang memiliki nyaman? Anak dan suami yang menyenangkan? Pekerjaan yang stabil? Laki-laki? Wanita?

Nyatanya, setiap orang berpotensi mengalami gangguan jiwa, termasuk kita. Bisa jadi, kita yang tidur di kasur empuk, di rumah yang hangat, makan di tempat fancy ternyata juga penderita gangguan jiwa?

Bagaimana? Memalukankah? Mengerikan? Atau, tidak mungkin?

mental disorder adalah

Siapa yang Bisa Terkena Gangguan Jiwa?

Tiga bulan pengobatan dengan psikiater, telah membuatku bertemu dengan berbagai orang yang ternyata juga punya masalah yang sama.

Di satu hari, di ruang tunggu psikiater, aku duduk bersebelahan dengan seorang pemuda. Mungkin seumuran denganku. Awalnya tidak terlalu ku perhatikan. Karena aku sedang sibuk membaca buku saat itu.

Kemudian aku menoleh dan tak sengaja melihat pemuda ini. Di pergelangan tangan kiri, ku lihat luka bekas jahitan dan di punggung jarinya. Aku menyimpulkan sesuatu. Tak berselang lama, dua orang tua datang dan duduk di depannya, sang ibu membawakan roti untuk dimakan bersama.

Aku menarik kesimpulan, kedua orang tua tersebut datang dan menemani anaknya ke psikiater. Masya Allah, luar biasa dukungannya, kan?

Kemudian di hari lain, aku duduk bersebelahan dengan remaja putri di ruang perawat (untuk daftar ulang).

“Cita-citamu besok mau jadi apa?”, tanya perawat dan tidak ada jawaban.

“Kalau lulus sekolah, pengen ngapain nanti?”. Kembali tak ada jawaban.

“Oh oke, duduk di sana, ya”. Perawat mengakhiri pertanyaannya dan mempersilakan remaja ini ke ruang tunggu.

Kemudian di ruang tunggu, aku duduk di belakangnya. Ternyata dia datang ditemani ibunya. Remaja putri ini lebih banyak diam.

Juga ada seorang pasutri lansia. Sang suami dibawa dengan menggunakan kursi roda dan terlihat sudah lemah. Kemudian perawat bertanya, apa keluhannya.

Sang istri menjawab “itu sus, halusinasi dia katanya melihat orang. Terus apa lagi, pak?”

Kemudian ada aku, si ibu rumah tangga. Suster bertanya padaku.

“Mbak keluhannya apa? Ada halusinasi?”
“Nggak ada”
“Bisa tidur?”
“Kadang-kadang”
“Ada bisikan-bisikan, nggak?”
“Nggak ada”
“Terus keluhannya apa mbak?”
“Em, apa ya? Emosinya nggak stabil”
“Oh, baik. Lalu?”
“Pengen menyakiti diri sendiri”
“Sudah pernah minum obat?”
“Belum”
“Baik. Ditunggu di sana ya, mbak. Tunggu dokternya, ya”
“Baik, terima kasih”

Ya begitulah. Ternyata, semua orang, dengan berbagai usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan hingga latar belakang keluarga bisa memiliki gangguan kejiwaan dan ini normal.

Pandangan Masyarakat

Beberapa masalah kesehatan mental bisa membuat penderitanya mengalami masalah komunikasi atau relasi sosial. Kemudian, muncullah persepsi “tidak bisa diajak ngobrol”. Dari persepsi ini, orang yang lain kemudian menerimanya sebagai seseorang yang sama sekali tidak bisa diajak komunikasi.

Padahal, masalah komunikasi itu pun berbeda-beda tingkatannya. Tidak bisa digeneralisir dan jangan asal membuat persepsi.

Sama halnya dengan ketika mendengar “emosinya tidak stabil”. Apa yang muncul dalam bayangan teman-teman? Apakah orang yang marah setiap hari? Apakah orang yang berpura-pura dengan emosinya?

Emosi dalam kesehatan mental itu sangat unik. Beda orang tentu beda kondisi dan penangannya. Orang dengan stigma “emosi tidak stabil”, bisa jadi hanya akan muncul ketiga pemicunya datang atau di waktu tertentu. Beberapa orang dengan masalah ini, biasanya juga memiliki masalah dalam menjalin hubungan atau relasi dengan lingkungan sosial.

Sekarang, cobalah untuk mendengar dengan baik, cobalah untuk menerima bahwa masalah kesehatan mental itu ada, nyata dan berbeda pada setiap penderitanya. Hentikan pikiran bahwa orang dengan masalah kesehatan itu semuanya “harus” seperti ODGJ di jalanan yang terlantar :’)


Nimas Achsani
Nimas Achsani Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

Post a Comment for "Masalah Kesehatan Mental itu Nyata"