Aku tak pernah baik ketika aku merindukanmu. Selalu ada pergolakkan yang luar biasa.
Otak berkata "jangan rindukan dia", namun hati berteriak "aku sangat merindukannya". Bagaimana?
Ada sesak yang tak nyaman dalam dada, ada sakit yang tak terekam oleh jejak.
Entah rindu ini datang karena cinta, atau dia datang atas nama nafsu. Aku tak tau mana yang sedang aku derita. Tapi sakit karena merindukanmu, adalah sakit yang boleh muncul kepermukaan.
Aku harus menyimpannya, menutupnya rapat2 bahkan jangan sampai terendus baunya.
Aku takut, jika nanti Tuhan pertemukan kita, engkau akhirnya tau bahwa aku sangat merindukanmu. Aku takut jika dirimu sangat paham bahwa aku mencintaimu.
Tak seharusnya ada rasa itu diantara kita. Karena baik aku ataupun dirimu, tak pernah mengikrarkan sesuatu.
Maafkan aku yang masih merindukanmu,
Maafkan aku yang ingin berjumpa dengamu,
Maafkan aku yang masih mencintaimu,
Maafkan aku yang ingin mendengar suaramu

Beranda
› Uncategorized

Blogger, content writer dan penulis buku.
Tertarik dengan dunia pernikahan, psikologi, pendidikan dan finansial. Menulis bukan sekadar merangaki kata, namun juga menciptakan kenangan dan menebar manfaat.
Related Posts
There is no other posts in this category.About Me

-
Nimas Achsani
- Blogger, content writer dan penulis buku. Tertarik dengan dunia pernikahan, psikologi, pendidikan dan finansial. Menulis bukan sekadar merangaki kata, namun juga menciptakan kenangan dan menebar manfaat.
Label
- essay 37
- fiksi 25
- Finansial 3
- parenting 17
- pendidikan 9
- pernikahan 23
- psikologi 6
- tips 12
Archive
Popular
-
ALASAN MENULIS DAN MENGELOLA WAKTUMenulis itu membuang waktu dan sebuah pekerjaan yang tabu? Benar, ada sebagian masyarakat yang meng…
-
Ruang Tanpa JendelaAku bisa saja membunuhnya jika mau. Menusuknya dengan sebilah pisau dapur ketika dia ti…
-
BUKAN BILANGAN FIBONACCI"Teruslah berhitung sampai aku datang. Teruslah berhitung seperti ketika kita mai…
Posting Komentar
Posting Komentar