Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sajak Keras

Ku mungkin tak kuasa seka tetes air matamu
Melihatmu bermuram pada tumpukkan rindu yang kian bertambah
Ku lihat pula engkau berjalan menyusuri tepian kali
Beralas pekatnya aspal dengan selembat kain melingkari leher kurusmu
Wajahmu lusuh, lelah, juga penuh amarah
Ku perhatikan tiap seret langkahmu
Makin lama engkau bergesakan dengan hamparan aspal
Ku pastikan satu hal, kakimu tak lagi selemah dulu
Rindumu itu mahal
Bukan rindu recehan kepunyaan muda-mudi kere masa kini
Kau lambungkan rindumu pada pemilik rindu
Kau biarkan bait doamu menumpuk di sudut langit
Harapmu satu, malaikat mengirimkan salah satu bait itu pada sosok yamg tak lepas kau sebut
Mending anakmu
Tak ada uang atau seikat bunga yang berdatangan ke rumahmu
Tak ada pengajian yang ramaikan malam di rumah reotmu
Tapi setiap malam yang kau lalui tanpanya
Nyatanya telah menguatkan amarahmu pada perwakilan kita
Satu waktu pernah ku lihat dirimu berdiam di depan gedung balaikota
Dengan sapu di salah satu tangmu, kau biarkan peluhmu mebetes perlahan beririnh dengan air matamu
Bagimu
Merekalah yang merenggut hidup anakmu
Mereka tak lagi merawat jelata miskin seperti kalian
Justru mereka datang dengan hunusan pedang berselimut senyum
Bagimu
Mereka tak ubahnya penipu, bermuka manis namun berbisa, bahkan mematikan
Hari itu
Ketika anakmu meregang
Ku lihat mereka justru lemparkan berkantung-kantung tagihan yang harus kau bayar
Hidup anakmu tidak dipegang Tuhan saat itu
Tapi para barisan yang terhormatlah yang kuasa permainkan selang nafas anakmu
Anakmu tertutup selimut
Kau diam dan tak bergeming
Kau saksikan tiap pelayat yang meninggalkanmu bergantian
Tumpahlan segala tangismu disana, seorang diri dengan amarah membabi buta
Tekadmu bulat, ingin hentikan birokrasi ini
Secepatnya
Dan, aku ada bersamamu
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
Nimas Achsani
Nimas Achsani Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

1 comment for "Sajak Keras"

sudut pandang vina July 28, 2022 at 2:32 PM Delete Comment
Wah ini kayaknya punya makna yang berat terkait alasan di balik kematian anaknya, ditambah dari judul yang mungkin bisa jadi satire?