Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerebral Palsy

Orang tua tentu khawatir jika ada keterlambatan perkembangan pada si kecil. Maka dari itu, sudahkah setiap orang tua berkenalan dengan Cerebral Palsy?

Cerebral Palsy (kelumpuhan otak) adalah suatu kondisi terganggunya fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan(1).

Cerebral Palsy sendiri disebabkan oleh cedera otak atau masalah yang terjadi selama kehamilan. Riset dari beberapa ahli telah membuktikan adanya keterkaitan antara masalah selama anak dalam kandungan hinggan kelahiran. Cerebral Palsy pada anak tidak nampak pada masa awal pertumbuhannya, karena dia akan bertambah buruk seiring dengan bertambahnya usia anak.

Beberapa anak yang menderita Cerebral Palsy biasanya akan sedikit pincang atau sulit berjalan karena penderita biasanya memiliki struktur tulang yang sangat kaku atau sangat lemah, sedang dalam keadaan yang parah akan mengakibatkan kejang hingga cacat intelekual. Karena bukan hanya otak yang tidak berkembang dengan baik, namun saraf motorik pun akan mengalami gangguan pula. Beberapa gangguan lain seperti kelainan sistem pencernaan, perkembangan alat indera yang tidak maksimal, tidak mampunya penderita untuk mengunyah dan berbicara dengana baik dapat dijumpai pada kebanyakan penderita Cerebral Palsy.

Ketika orang tua melihat perkembangan anaknya tidak seperti anak lain pada usianya, maka sebaiknya segera menghubungi dokter. Setiap anak tentu memiliki kemampuan perkembangan yang berbeda, namun dalam kurun waktu tertentu dokter sudah memiliki target yang harus dicapai anak, seperti membalikkan badan atau berguling, duduk tanpa bantuan orang dewasa, atau bahkan berjalan. Jika dalam tenggang waktu tersebut anak belum banyak menunjukkan kemampuannya, maka beberapa dokter akan menganjurkan untuk dilakukannya terapi fisik. Karena keterlambatan perkembangan anak merupakan salah satu indikator anak menderita Cerebral Palsy.

Diagnosis Cerebral Palsy membutuhkan waktu yang lama, karena bukan hanya melakukan terapi fisik, dokter juga akan meminta riwayat kesehatan anak dari orang tua, menganalisis dengan serangkaian tes, penelitian selama proses pemeriksaan, pemetaan pertumbuban hingga konsultasi dengan para spesialis.

Memiliki anak dengan Cerebral Palsy, tentu tidak akan mudah bagi setiap orang tua. Mereka harus memahami segala emosi dan kebutuhan anak, juga termasuk pendampingan yang kuat ketika orang tua menyiapkan masa depan untuknya.
Semakin dini diagnosis Cerebral Palsy dilakukan pada anak, akan semakin baik pula bagi pengembangan potensi anak di masa depan.




(1) Cerebral Palsy. Overview Medical Centre.University of Maryland. Diakses pada 2018

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Nimas Achsani
Nimas Achsani Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

Post a Comment for "Cerebral Palsy"