Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Darah Katulistiwa

Camar di ujung peraduan
Meminta tuah atas titah
Berdiam pada tepi katulistiwa
Putihnya berbalut jingga
Bayangan kabur sebagian

Usai sudah segala penantian
Yang dinanti telah tiba
Datang dengan sebilah badik
Tersudut di balik jubah sutra

Camar menunduk
Tersipu pada keagungan tuan
Tersenyum atas kuasa tuan

Sejenak tuan rasa bimbang
Badik atau kecup yang didaratkan ke muka

Katulistiwa merah akan darah
Badik bersemayam pada tubuh camar
Tuan melenggang menjauh
Meninggalkan camar tersungkur di pesakitan

Baktinya usai di atas dusta
Dharmanya purna bersama khianat

Camar
Mati dengan ketulusan cintanya
Namun tidak dengan tuannya

#komunitasinedayonepost
#ODOP_6
#puisi

Nimas Achsani
Nimas Achsani Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

1 comment for "Darah Katulistiwa"

sudut pandang vina July 24, 2022 at 9:41 PM Delete Comment
Aku mencium bau pengkhianatan di puisi ini. Sedikit, tetapi rangkaian kalimatnya per larik punya makna yang dalam. Belum lagi kiasan-kiasannya indah banget buat dibaca.