Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lotus Project

Nadira

****
Merenda benang malam
Berukir semburat nila pada tepian jaring
Padamu raga tanpa asmara
Ku akan hadir bawa sepucuk kecup
--------------
Aku tersenyum membaca sebuah pesan yang tertempel di keyboardku. Tak ada siapapun di ruangan, hanya aku dan beberapa benda mati yang semakin memenuhi ruanganku. Ditulus dengan huruf tegak bersambung yang rapi, siapa dia?

Mendadak rolling doorku berderit. Sedikit melongokkan kepala, aku melihat Judi- rekan kerjaku masuk dengan setumpuk folder munutup hampir seluruh wajahnya. Aku tersenyum, dan tak berniat membantunya. Menunggunya di dalam ruangan yang sejuk, jauh lebih menyenangkan.

"Tega ya." ujarnya melirikku. Aku tersenyum, ku tunjukkan barisan gigiku yang baru saja keluar dari dokter gigi.

"Aku punya ide nih. Gimana kalau kita launching kerudung floal? Kita bisa custom design juga." Aku berapi-api sambil menyodorkan laptip padanya.

Judi duduk, menyeruput segelas green tea dingin sambil mengawasi pergerakan slideku. Dia mengernyitkan kening, dan sejurus kemudian mengangkay bahunya.

"Jud, clothing line sudah berjalan seperti yang aku mau. Semua produk punya peminatnya, termasuk ini" aku menarik ujung kerudungku. Salah satu produk terbaru kita.

"Nad. Idemu sangat cemerlang, kita butuh inovasi. Tapi, apa kita siap? Kita masih punya ini juga." Juni menepuk setumpuk folder, berkas pameran kami. Kini kami duduk berhadapan, saling melempar pandang, sesekali bersamaan menarik nafas panjang.

"Jadi, apa saranmu?"

"Kamu selesaikan persiapan pameran, aku urus floal kita. Deal?" Judi tersenyum, ku peluk dia.

"Jud, i love you so. You're ma best partner ever, thanks to always support me, to always stay beside me anytime." Ku daratkan sebuah kecupan di pipi kanannya.

"Nad please, stay away. You know i didn't need it right?" Aku tertawa melihat Judi.

****

Aku dan Judi adalah rekan kerja, tak sengaja berkenalan di acara kampus. Kini dia menjadi penasihat, designer, bahkan manager di bisnis kita. Dia punya perhitungan akuntansi yang lebih matang, sedangkan aku, aku lebih ahli dalam mobilitas dan diplomasi.
Itulah kenapa, bisnis kami bisa berjalan sejauh ini. Sebuah bisnis yang fokus pada pakaian wanita.

Lotus Project adalah nama brand kami. Resmi berdiri sejak 5 tahun yang lalu, kini kami mampu menyewa sebuah toko dan gudang kecil di pinggir kota- kami menyebutnya rumah produksi. Kami pun pernah jatuh, beberapa tahun lalu ketika pasar tak menerima produk kita, akhirnya toko kami harus disegel karena telat pembayaran. Oh ya, kami hanya punya satu pegawai di toko, yang merangkap sebagai kasir, sopir, bahkan asisten kami. Namanya Una. Mereka adalah benteng-benteng pertahananku menjalankan usaha ini.

Mereka berdualah yang memberiku banyak ide. Sering kami habiskan malam di gudang, tak lain membahas kemajuan bisnis ini. Tak ada bossy di Lotus Project. Semua punya perang masing-masing.
Gudang kecil ini kami isi dengan aneka alat konveksi, aneka macam tumpukan jenis kain, dan satu ruangan kecil bersekat akrilik bening, yang sering kami jadikan rumah kedua.

Dari sini lah segala nya berawal, sebuh titik balik setelah lima tahun membersamai Lotus Project dan berkawan dengan dua wanita hebat.

^bersambung

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Nimas Achsani
Nimas Achsani Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

Post a Comment for "Lotus Project"