Nimas

BUKAN BILANGAN FIBONACCI

17 comments



 "Teruslah berhitung sampai aku datang. Teruslah berhitung seperti ketika kita main petak umpet. Aku pasti akan datang, untukmu"


Satu, dua, tiga, empat, lima,  enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, dua puluh tiga, dua puluh sembilan, tiga puluh enam, tiga puluh tujuh, empat puluh, empat puluh lima, empat puluh delapan, lima puluh lima ... 

"Hai perempuan ... " Aku menoleh. 

"Ya?", tanyaku.

"Sedang apa kau di sini?"

"Menunggu kekasihku" 

"Ke mana dia?"

"Pergi untuk membawakanku cincin"

"Sudah berapa lama kau di sini?"

"Baru sampai pada hitungan ke 55. Atau mungkin 58?"

"Nak, kau sudah duduk di sini selama 6,5 minggu"

"Selama itu kah?"

"Kau pikun? Atau sakit jiwa?"

"Tidak"

"Maka pulanglah ke rumah"

"Dia adalah rumahku"

"Nak ... "

"Sembilan, sepuluh, sebelas, enam puluh delapan ... " 


Sejak hari itu, aku berada di sebuah ruangan sendirian. Seseorang sering memberiku makanan dan memaksaku mandi. Mereka memanggilnya Kakak Suster.

Kakak Suster bilang, kalau kekasihku itu sudah mati makanya dia tidak pernah datang. Dia salah. Kekasihku masih hidup, sebab aku pun masih hidup.

Nimas Achsani
Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

Related Posts

17 comments

Vie said…
Paragraf pembuka yang sederhana kak,tapi m membuat penasaran. Akhir yang mengejutkan. Auto Googling untuk tahu fibunaci
Sofia Zef said…
Aduh..mbak Nimas, endingnya mengejutkan
Maka mati...

Sesungguhnya tiada kematian dalam hati seorang pecinta.
Ada dan tiada dalam hal wujud pun lenyap..

Jika dia mati, aku pun mati..
Maka telah menyatu.. Manunggal...

Aku adalah dia.. Dia adalah aku
ultraulfa said…
Yaa ampun minta terusannya uuuuu...(tapi klo diterusin bukan mini ya hhe) subhaanallah ceritanya "jleb" banget♡♡♡
lilik said…
Memang selalu keren deh tulisan kakak ini
Lintang said…
Sedikit tapi nancep
Mbak nimaas...aku bisa diajarin biar nulisnya bagus gini mbaaak...
Memang ga bohong, master mah beda tulisannya juga. Kereeeeeen Mbaa!
Unknown said…
Duh, cakep!

-purnama indah-
Yonal Regen said…
keren mbak nimas ceritanya :)
WidyaBahri said…
Pendek, dan isinya sampai ke aku yang baca.. kereenn mbakkk 😍
Indah Ladya said…
Wah, tulisan master keren betul, hehehe. Semoga bisa nulis fiksi sekeren mbak nimas yaa 😍
Devi Milasanty said…
Keren tulisannya ... dan gak nyangka ttg apa ..
Sementara pikiranku guru matematika
Nurul afiati said…
Ada efek gimana gitu di akhir cerita. Surprise
Sedih aku bacanya huhu.
Gak nyangka banget endingnya ternyata menghitung untuk menunggu sang kekasih yang sudah meninggal.
Sajian Kira said…
Sederhana dan berplot twist, akkk aku masih menganga mulutnya nih baca scroll terakhir kayak uda gitu, selesai aja gitu, akk.. lagi kak lagi :D
Ini rangkaian diksinya ringan, tapi yang bikin menarik itu ceritanya. Judulnya juga mensrik banget. Bahkan endingnya enggak ketebak.