"Teruslah berhitung sampai aku datang. Teruslah berhitung seperti ketika kita main petak umpet. Aku pasti akan datang, untukmu"
Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, dua puluh tiga, dua puluh sembilan, tiga puluh enam, tiga puluh tujuh, empat puluh, empat puluh lima, empat puluh delapan, lima puluh lima ...
"Hai perempuan ... " Aku menoleh.
"Ya?", tanyaku.
"Sedang apa kau di sini?"
"Menunggu kekasihku"
"Ke mana dia?"
"Pergi untuk membawakanku cincin"
"Sudah berapa lama kau di sini?"
"Baru sampai pada hitungan ke 55. Atau mungkin 58?"
"Nak, kau sudah duduk di sini selama 6,5 minggu"
"Selama itu kah?"
"Kau pikun? Atau sakit jiwa?"
"Tidak"
"Maka pulanglah ke rumah"
"Dia adalah rumahku"
"Nak ... "
"Sembilan, sepuluh, sebelas, enam puluh delapan ... "
Sejak hari itu, aku berada di sebuah ruangan sendirian. Seseorang sering memberiku makanan dan memaksaku mandi. Mereka memanggilnya Kakak Suster.
Kakak Suster bilang, kalau kekasihku itu sudah mati makanya dia tidak pernah datang. Dia salah. Kekasihku masih hidup, sebab aku pun masih hidup.
Paragraf pembuka yang sederhana kak,tapi m membuat penasaran. Akhir yang mengejutkan. Auto Googling untuk tahu fibunaci
ReplyDeleteAduh..mbak Nimas, endingnya mengejutkan
ReplyDeleteMaka mati...
ReplyDeleteSesungguhnya tiada kematian dalam hati seorang pecinta.
Ada dan tiada dalam hal wujud pun lenyap..
Jika dia mati, aku pun mati..
Maka telah menyatu.. Manunggal...
Aku adalah dia.. Dia adalah aku
Yaa ampun minta terusannya uuuuu...(tapi klo diterusin bukan mini ya hhe) subhaanallah ceritanya "jleb" banget♡♡♡
ReplyDeleteMemang selalu keren deh tulisan kakak ini
ReplyDeleteSedikit tapi nancep
ReplyDeleteMbak nimaas...aku bisa diajarin biar nulisnya bagus gini mbaaak...
ReplyDeleteMemang ga bohong, master mah beda tulisannya juga. Kereeeeeen Mbaa!
ReplyDeleteDuh, cakep!
ReplyDelete-purnama indah-
keren mbak nimas ceritanya :)
ReplyDeletePendek, dan isinya sampai ke aku yang baca.. kereenn mbakkk 😍
ReplyDeleteWah, tulisan master keren betul, hehehe. Semoga bisa nulis fiksi sekeren mbak nimas yaa 😍
ReplyDeleteKeren tulisannya ... dan gak nyangka ttg apa ..
ReplyDeleteSementara pikiranku guru matematika
Ada efek gimana gitu di akhir cerita. Surprise
ReplyDeleteSedih aku bacanya huhu.
ReplyDeleteGak nyangka banget endingnya ternyata menghitung untuk menunggu sang kekasih yang sudah meninggal.
Sederhana dan berplot twist, akkk aku masih menganga mulutnya nih baca scroll terakhir kayak uda gitu, selesai aja gitu, akk.. lagi kak lagi :D
ReplyDelete