Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BUKAN BILANGAN FIBONACCI



 "Teruslah berhitung sampai aku datang. Teruslah berhitung seperti ketika kita main petak umpet. Aku pasti akan datang, untukmu"


Satu, dua, tiga, empat, lima,  enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, dua puluh tiga, dua puluh sembilan, tiga puluh enam, tiga puluh tujuh, empat puluh, empat puluh lima, empat puluh delapan, lima puluh lima ... 

"Hai perempuan ... " Aku menoleh. 

"Ya?", tanyaku.

"Sedang apa kau di sini?"

"Menunggu kekasihku" 

"Ke mana dia?"

"Pergi untuk membawakanku cincin"

"Sudah berapa lama kau di sini?"

"Baru sampai pada hitungan ke 55. Atau mungkin 58?"

"Nak, kau sudah duduk di sini selama 6,5 minggu"

"Selama itu kah?"

"Kau pikun? Atau sakit jiwa?"

"Tidak"

"Maka pulanglah ke rumah"

"Dia adalah rumahku"

"Nak ... "

"Sembilan, sepuluh, sebelas, enam puluh delapan ... " 


Sejak hari itu, aku berada di sebuah ruangan sendirian. Seseorang sering memberiku makanan dan memaksaku mandi. Mereka memanggilnya Kakak Suster.

Kakak Suster bilang, kalau kekasihku itu sudah mati makanya dia tidak pernah datang. Dia salah. Kekasihku masih hidup, sebab aku pun masih hidup.

Nimas Achsani
Nimas Achsani Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

17 comments for "BUKAN BILANGAN FIBONACCI"

Vie October 6, 2020 at 5:14 PM Delete Comment
Paragraf pembuka yang sederhana kak,tapi m membuat penasaran. Akhir yang mengejutkan. Auto Googling untuk tahu fibunaci
Sofia Zef October 6, 2020 at 6:41 PM Delete Comment
Aduh..mbak Nimas, endingnya mengejutkan
muhammad syaifuddin October 7, 2020 at 12:06 AM Delete Comment
Maka mati...

Sesungguhnya tiada kematian dalam hati seorang pecinta.
Ada dan tiada dalam hal wujud pun lenyap..

Jika dia mati, aku pun mati..
Maka telah menyatu.. Manunggal...

Aku adalah dia.. Dia adalah aku
ultraulfa October 8, 2020 at 3:56 AM Delete Comment
Yaa ampun minta terusannya uuuuu...(tapi klo diterusin bukan mini ya hhe) subhaanallah ceritanya "jleb" banget♡♡♡
lilik October 8, 2020 at 5:24 AM Delete Comment
Memang selalu keren deh tulisan kakak ini
Lintang October 8, 2020 at 5:31 AM Delete Comment
Sedikit tapi nancep
Jurnal Bunda Imut October 8, 2020 at 5:35 AM Delete Comment
Mbak nimaas...aku bisa diajarin biar nulisnya bagus gini mbaaak...
Vera Priati Amalia October 8, 2020 at 7:47 AM Delete Comment
Memang ga bohong, master mah beda tulisannya juga. Kereeeeeen Mbaa!
Unknown October 8, 2020 at 7:51 AM Delete Comment
Duh, cakep!

-purnama indah-
Yonal Regen October 8, 2020 at 9:37 AM Delete Comment
keren mbak nimas ceritanya :)
WidyaBahri October 8, 2020 at 11:04 AM Delete Comment
Pendek, dan isinya sampai ke aku yang baca.. kereenn mbakkk 😍
Indah Ladya October 8, 2020 at 12:17 PM Delete Comment
Wah, tulisan master keren betul, hehehe. Semoga bisa nulis fiksi sekeren mbak nimas yaa 😍
Devi Milasanty October 8, 2020 at 10:13 PM Delete Comment
Keren tulisannya ... dan gak nyangka ttg apa ..
Sementara pikiranku guru matematika
Nurul afiati October 8, 2020 at 10:51 PM Delete Comment
Ada efek gimana gitu di akhir cerita. Surprise
Renov - renovrainbow.com October 8, 2020 at 11:34 PM Delete Comment
Sedih aku bacanya huhu.
Gak nyangka banget endingnya ternyata menghitung untuk menunggu sang kekasih yang sudah meninggal.
Sajian Kira October 11, 2021 at 10:44 PM Delete Comment
Sederhana dan berplot twist, akkk aku masih menganga mulutnya nih baca scroll terakhir kayak uda gitu, selesai aja gitu, akk.. lagi kak lagi :D
sudut pandang vina June 16, 2022 at 6:40 PM Delete Comment
Ini rangkaian diksinya ringan, tapi yang bikin menarik itu ceritanya. Judulnya juga mensrik banget. Bahkan endingnya enggak ketebak.