Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tips Siapkan Dana Pendidikan

tips siapkan dana pendidikan

Halo


Kalau para orang tua udah kumpul, biasanya obrolan itu nggak jauh dari urusan sekolah, dana pendidikan bahkan daily activity para bocil. Nah, beberapa waktu lalu, kebetulan saya baru saja berbincang tentang itu semua, dengan salah seorang teman yang anaknya sudah mulai sekolah (a.k.a Mbak Marita).

Perbincangan mengenai pemilihan sekolah, seolah membuat saya flashback sesaat. Bagaimana tidak, pasalnya saya dan suami pun tengah menyiapkan dana pendidikan untuk anak kami. Anak kami masih bayi memang, tapi kami sudah bersepakat untuk menyiapkannya sejak sekarang (bahkan sudah dimulai ketika dia baru berusia sebulan).

Mungkin akan timbul pertanyaan, mengapa menyiapkan dana pendidikan secepat ini. Benar. Kami memang mengalokasikan dana tersendiri untuk disimpan. Mengapa? Jangan salah, biaya sekolah setiap tahun mengalami kenaikan sekitar 5% sampai dengan 20% besaran variasinya (kecuali sekolah negeri yang biaya ditanggung oleh Pemerintah). Padahal, biaya hidup juga mengalami kenaikan setiap waktunya kan?

Mau tau, gimana cara kami menyiapkan alokasi dana tersebut? Yuk simak!

Tips Siapkan Dana Pendidikan

Pilih Sekolah Karena Butuh

Nah, sejak kita semakin menyadari pentingnya pengaturan finansial yang matang, kita (saya dan suami) beberapa membicarakan tentang pilihan sekolah anak.

Bagi kami, ketika menyusun dana pendidikan, hal terpenting adalah menjauhkan gengsi dari diri. Kami betul-betul membuat daftar nama-nama sekolah sesuai kebutuhan dan tentu saja kami harus riset dulu terkait biayanya.

tips siapkan dan pendidikan anak

  • Buang Jauh Rasa Gengsi

Kalau mau menuruti gengsi, rasanya ingin sekali masuk ke sekolah-sekolah parlente di sini. Yang gedung sekolahnya saja sebesar apartemen. Tapi tidak bagi kami. Yang kami butuhkan adalah kualitas pengajaran di sekolah tersebut. Apakah kurikulum yang diterapkan sama dengan apa yang kami lakukan di rumah dan harapkan? Namun, memasukkan beberapa nama sekolah tidak masalah, karena ini juga perlu dilakukan untuk mengetahui besarnya perbandingan biaya.

  • Perluas Riset Harga

Kemudian riset. Ini juga nggak kalah banget. Karena kita juga bisa mempertimbangkan berapa jumlah uang yang harus kita keluarkan, baik itu untuk uang bulanan, uang pangkal atau bahkan biaya yang sifatnya insidental. Kalau memang sudah dirasa berat di awal (pembayaran uang pangkal atau pendaftaran), maka sebaiknya diskip aja ya.

Kalau di awal aja udah ngos-ngosan soal biaya, gimana untuk masa-masa selanjutnya? Realistis ya parents! Kalau masukin anak ke sekolah tertentu cuma karena gengsi, selain berdampak ke finansial keluarga ini juga berakibat panjang pada kesehatan mental orang tua.

Sadari Keadaan Finansial

Siapakah yang bekerja di rumah?
Apakah hanya salah satu atau keduanya?
Adakah tagihan lain, seperti cicilan mobil, rumah, motor, bahkan buku anak Halo Balita?
Hal-hal seperti ini juga harus jadi pertimbangan ya. Karena sama-sama dikeluarkan dalam jumlah yang tidak sedikit dan berlangsung dalam jangka waktu yang lumayan panjang (meskipun ada massa tenggangnya).

Setelah melakukan riset terkait biaya sekolah, kita juga harus perkirakan, tahun berapa anak masuk sekolah. Karena sekali lai, biaya pendidikan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dengan memperkirakan tahun masuk, kita juga bisa membandingkannya dengan keadaan finansial keluarga.

sadari keadaan finansial

  • Mulailah Menabung atau Berinvestasi

Jika besaran biaya dan pemasukan sudah kita kantongi. Maka mulailah untuk maju ke langkah selanjutnya, yakni menabung atau menyiapkan instrumen investasi.

Untuk saat ini, kami memutuskan menabung dan berinvestasi. Kami siapkan satu rekening khusus untuk anggaran biaya pendidikan, dan menggunakan investasi yang insya Allah halal.

Untuk tabungan sendiri, sudah kami sepakati besarannya tiap bulan. Benar, kami rutin menabung untuk hal ini. Melakukannya di awal (setelah menerima gaji) adala keputusan kami. Tentu saja, ini antisipasi untuk bertambahnya biaya-biaya lain di hari-hari selanjutnya.

Meskipun nilai investasi ini tidak selalu tinggi, tapi lumayan bisa menambah rupiah di massa yang akan datang. Karena investasi ini sifatnya jangka panjang, maka ini akan tetap kami pertahankan sepanjang pendidikan anak nantinya. Kalau saja mau lebih cermat berhitung, keuntungan dari invesatsi (jika modal awal besar) maka akan lebih menguntungkan darpada menggunakan asuransi pendidikan.

Setiap orang tua, sudah pasti memiliki pekerjaan dan besaran pendapatan yang beragam, tentu saja hal ini bisa disesuaikan dengan keadaan masing-masing.

  • Persiapkan Dana Darurat

Secara pribadi, kami sepakat tidak menggunakan asuransi apapun. Jika teman-teman memilih menggunakan asuransi sebagai cadangan dana darurat, itu pilihan masing-masing ya.

Kami pun mempersiapkan dana darurat ini di rekening sendiri. Secara kontinyu, tentu saja akan diisi, meskipun kadang besarannya tidak selalu sama.

Fokus pada Jenjang Pendidikan

Sebelum memulai mempersiapkan dana pendidikan anak, saya sudah berulang kali mengatakan pada suami, jika anak kami tidak akan masuk pre-school. Jadi, dia akan mulai sekolah, pada standar yang ada, yakni usia 5 tahun. Artinya, selama 5 tahun kami bisa aktif menyiapkan dana pendidikan tanpa harus mengeluarkannya untuk kebutuhan-kebutuhan lain terkait pendidikannya.

perbandingan biaya sekolah

Mengingat hanya suami yang bekerja dengan besaran gaji yang konsisten (meski kadang lebih, tapi tidak jauh dari biasanya). Maka, kami fokuskan pada jenjang pendidikan anak.

Kami fokus pada jenjang pendidikan tingkat tinggi, artinya pendidikan masa preschool kami skip. Dana pendidikan kami siapkan untuk jenjang selanjutnya.

Bisa juga disiasati dengan, memasukkan anak ke Sekolah Negeri dari SD-SMA, amka orang tua bisa fokus menyiapkan dana pendidikan untuk perguruan tinggi.

Nah, karena kami memang fokus pada pendidikan agama, maka masuk ke Sekolah Negeri sepertinya bukan pilihan bagi kami. Itulah mengapa, kami juga menabung dan berinvesati di saat yang bersamaan. Karena biaya untuk ke sekolah swasta memang lebih mahal.

Seperti yang disebutkan pada poin pertama, pilihlah sekolah karena butuh. Kami pun demikian, biaya dari sekolah lain kami gunakan sebagai pembanding untuk menentukan besaran tabungan yang kami siapkan.

Bagi kami, mulai menyiapkan dana pendidikan sejak dini itu penting. Karena mau bagaimana, pendidikan adalah satu warisan terbaik yang bisa kita berikan untuk anak-anak. Maka memilih sekolah, sebaiknya jangan sekadar karena gengsi, tapi lihat juga value yang diberikan kepada anak-anak untuk agama dan orang tuanya.

Untuk teman-teman yang baru akan menikah atau sudah memiliki anak usia preschool, saran saya segera siapkan dana pendidikan untuk anak-anak. Bukan untuk tampil sok kaya, tapi ini juga termasuk manajemen keuangan keluarga.

Selamat mencoba, sebab setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas untuk perbaikan peradaban.

Nimas Achsani
Nimas Achsani Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

16 comments for " Tips Siapkan Dana Pendidikan"

Asasunnajah November 25, 2020 at 7:37 AM Delete Comment
Catet nih, pilih sekolah sesuai kebutuhan. Bener juga emang, memilihi sekolah karna gengsi emang bisa membuat anak malah lupa menapaki bumi.
makasih tipsnya ya ..
Ummi Maryama November 25, 2020 at 9:49 AM Delete Comment
Cocok nih untuk Saya yang anaknya masih krucil, target tabungan untuk dana darurat, pendidikan dan rumah insyaaAllah hehe
Yonal Regen November 25, 2020 at 11:29 AM Delete Comment
Saya nabung pendidikan buat anak di sebuah BMT. Eh BMT-nya bangkrut dan tidak bertanggung jawab. Ya salaam

Sepakat mbak Nimas tentang biaya sekolah, tiap tahun terus mengalami kenaikan yang signifikan. bahkan di masa pandemi corona saja, sekolah anak saya naik hampir 75%
Zakia Widayanti November 25, 2020 at 2:57 PM Delete Comment
Dulu waktu kecil aku selalu nanya ke orang tuaku, kok biaya kuliahku udah ada tabungannya? Padahal kan masih lama, aku aja masih SD. Ternyata memang penting mempersiapkan dana pendidikan, karena setiap pindah jenjang biaya sekolah naik lebih dari 2x lipat per bulannya.
Nimas Achsani November 25, 2020 at 3:27 PM Delete Comment
Betul mbak. Dah kalo ngikuti gengsi nggak ada habisnya, apalagi kalo beda kelas sosial :(
Nimas Achsani November 25, 2020 at 3:28 PM Delete Comment
Sama mbak haha kami lun juga lagi prepare dana pendidikan, ruamh, dana darurat. Semoga Allah mudahkan ikhtiar kita ya
Nimas Achsani November 25, 2020 at 3:28 PM Delete Comment
Loh, nggak ada ganti ruginya pak? Coba pake instrumen investasi pak
Nimas Achsani November 25, 2020 at 3:29 PM Delete Comment
Betul. Karena hari esok ada misteri, jadi lebih prepare jauh hari sebelumnya
Puput Maulani Mariam November 25, 2020 at 4:34 PM Delete Comment
pendidikan sekarang mahal ya mbaak, apalagi pas waktunya anak kita sekolah nanti. kalau simpanan nya untuk jangka panjang, mungkin bisa dalam bentuk investasi yang ngga tergerus inflasi ya mbak
Dwi Sumartini November 25, 2020 at 7:56 PM Delete Comment
Siyapp makasih infonya... lagi persiapan mau nge plan biaya pendidikan anak nih..
Vie November 25, 2020 at 8:15 PM Delete Comment
Makasih sudah diingatkan mbak...
Nimas Achsani November 25, 2020 at 8:32 PM Delete Comment
Betul mbak, kami pun pake investasi alhamdulillah
Nimas Achsani November 25, 2020 at 8:32 PM Delete Comment
Wah masya Allaah, semoga cocok ya mbak
Nimas Achsani November 25, 2020 at 8:33 PM Delete Comment
Sama2 mbak Novi, lebih senior ini mah 😅
santiriksa November 25, 2020 at 9:02 PM Delete Comment
Baca ini jadi sadar kalau biaya pendidikan cukup tinggi, terimakasih tipsnya Mba
Mulya Riza Rahmawati November 25, 2020 at 9:43 PM Delete Comment
Bener emang tuh biaya pendidikan makin lama makin mahal, membandingkan sppku dulu dengan spp adikku sekarang :")