Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal TB Paru Anak



Mengenal tb paru anak

Istilah TB Paru anak, sudah pernah mendengar? Jika belum, apa yang pertama kali, terpikirkan, ketika mendengar kata TBC? Apa sih yang pertama muncul, ketika dengar kata ini? Apakah batuk lama? Badan kurus? Suka meludah? Ciri ini memang erat banget dengan Tuberkulosis. Tapi, sebelum kita ngomongin soal Tuberkulosis pada bayi, coba kita kulik sedikit, seperti apa sih Tuberkulosis ini.

Mengenali TB Paru

Tuberkulosis sendiri, merupakan penyakit yang menyerang paru-paru. For your information, penyakit ini termasuk salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia loh! Karena penularannya yang mudah dan hanya sebagian kecil penderita yang mau mengobati penyakit ini. Bahkan, nggak sedikit yang menyadari kalau dia menderita penyakit ini.

Kembali soal Tuberkulosis. Penyakit ini, disebabkan karena kuman Mycobacterium tuberculosis. Ditularkan lewat percikan dahak. Jadi, anggapan kalau TB itu disebabkan karena buruknya udara suatu daerah, itu salah ya.

Nah, TB Paru juga memiliki beberapa keadaan. Ada TB Laten dan Penyakit TB. TB Laten, biasanya tidak menunjukkan gejala, dan tidak bisa menularkan ke orang lain. Sedangkan untuk Penyakit TB, bisa saja terjadi ketika TB Laten tidak segera diobati.

Menurut WHO juga, kasus TB anak di bawah usia 5 tahun, biasanya tidak mendapat penanganan yang tepat loh! Karena sulit didiagnosa. Itulah mengapa, kita sebagai orang tua harus mengedukasi diri.

TB pada anak di bawah usia 2 tahun, itu bukanlah hal yang aneh, ya. Karena imun anak yang memang sedang berkembang. Lalu, bagaimana supaya kita menyadari TB paru ini, menginfeksi anak kita atau tidak? Simak ulasan berikut ya.

Waspada gejala tb paru anak

Waspada TB Paru Anak

Batuk dan demam

Ini ciri yang paling banyak dijumpai dan klasik. Tapi, ternyata tidak semua anak penderita TB juga menunjukkan gejala batuk. Selain itu batuk juga bisa menunjukkan ada gejala lain, seperti asma, pilek atau kondisi lainnya. Itulah mengapa, orang tua sangat disarankan untuk memeriksakan anaknya ke tenaga medis, ketika menunjukkan gejala batuk dalam kurun waktu yang relatif lama.

Pola makan

Anak dengan penyakit TB, biasanya cenderung akan susah makan. Jadi, kita memang harus waspada ketika tiba-tiba anak nafsu makannya menurun secara drastis.

Rewel


Ini juga hal yang biasanya nggak disadari para orang tua. Karena rewel pada anak, apalagi di bawah 2 tahun selalu dipandang sebagai suatu yang lumrah. Padahal, kita sebagai orang tuanya, seharusnya aware misalkan anak tiba-tiba jadi crancky kan?

Berat badan

Salah satu ciri yang kelihatan. Berat badan stuck atau justru turun. Jangan dianggap hal sepele ya soal berat badan ini. Karena anak usia 0-2 tahun, butuh berat badan ideal untuk perkembangan otaknya. Kalo BB stuck atau justru turun, wajib hukumnya ke dokter. Segera.

Periksa dokter

Cari dokter yang memang kompeten. Soal pemilihan dokter ini penting ya. Karena tidak sedikit dokter yang bilang "flek paru" untuk penyakit Tuberkulosis ini. Padahal TB ini harus diobati sampai tuntas, dan diagnosa dengan benar. Jadi, ketika dokter mengatakan "flek paru", coba pastikan "TB atau bukan".

Cek laboratorium

Hal pertama yang dilakukan, adalah tes mantoux. Tes ini berupa suntikan di lengan kiri anak, yang mana dengan memasukkan cairan. Hasilnya akan kelihatan dalam waktu 3 hari. Setelahnya, kita biasanya akan diminta untuk rontgen, misalkan hasil mantouxnya positif. Rontgen ini berguna untuk melihat pembengkakan kelenjar di paru-paru.

Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah penurunan berat badan atau berat badan stuck dalam waktu lama, terganggunya tumbuh kembang anak, dan adanya pembengkakan kelenjar.

Udara yang bersih untuk penderita tb paru

TB pada anak, pengobatannya sama seperti orang dewasa. Minimal 6 bulan, dengan konsumsi obat khusus secara teratur. Kalau bisa, di jam yang sama tiap harinya. Kenapa? Karena kalau pengobatan ini gagal, maka harus diulang lagi dari awal. Selama 6 bulan ini, pada sebagian kasus, pembengkakan kelenjar di paru-paru akan mengecil bahkan tidak ada. Itulah kenapa, meminumkan obat TB pada bayi harus tega.

Sebagian besar bayi akan menangis dan menolak. Karena bayi dipaksa untuk menelan sebanyak mungkin obat. Karena kalau banyak yang terbuang, ditakutkan proses pengobatannya akan semakin lama. Kasian ya?

Lalu, apakah yang menderita TB Paru ini, juga bisa menularkan ke orang lain? Pada umumnya tidak bisa, karena anak dan orang dewasa memiliki bentuk TB yang berbeda. Meski pada sebagian kasus, ada anak yang menderita TB Paru kemudian menyebar, menjadi meningitis TB. Ini salah satu jenis TB yang menyerang selaput otak. 
***
Yes. Bayi kami penderita TB. Sedih? Sangat. Bukan dari kami TB ini ditularkan, dan sayangnya kami pun tidak bisa melacaknya. Di awal pengobatan, makannya susah luar biasa. Dalam waktu tiga hari, berat badannya turun 0,3 kg.

Awalnya, kami tidak mengira jika bayi kami menderita TB. Karena bayi ini tidak pernah pergi kemana-mana (di masa pandemi ini). Nyatanya, kami kecolongan. Bayi kecil kami dinyatakan positif TB setelah serangkaian pemeriksaan.

Tak mengapa. Ini pelajaran berharga untuk kami. Banyak hal yang kemudian jadi koreksi untuk kami.

Pada dasarnya, setiap orang tua wajib aware dengan perubahan apapun pada anaknya. Jangan hanya anak aktif, maka dianggap sehat. Bukan begitu ya caranya. Selamat dan semangat merawat anak-anak pak, bu. Mereka adalah harapan kita di masa mendatang. Dan untuk parents, yang kebetulan anaknya juga menderita TB, semangat ya. TB bisa kita lawan kok. Kuncinya, kita harus tegas.

TB Paru anak memang salah satu penyumbang angka kematian terbanyak di Indonesia, namun jika diobati dan ditangani dengan baik, penderitanya bisa pulih total. Oleh karenanya, sangat bijak sebagai orang tua untuk mencari informasi berkaitan dengan kesehatan buah hati.

Sampai jumpa di cerita selanjutnya 
Nimas Achsani
Nimas Achsani Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

1 comment for "Mengenal TB Paru Anak"

denik January 2, 2021 at 6:19 AM Delete Comment
Wah, tulisan yang sangat bermanfaat. Terima kasih Mba atas sharingnya.