Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ibu Single Parent : Kekuatan di Balik Kelemahan

kekuatan dan kelemahan ibu tunggal

Menjadi ibu single parent, bukanlah hal yang mudah. Saya melihat itu dari ibu. Ibu menjadi seorang janda, sekitar 27 tahun yang lalu. Saat itu, saya berusia 1 tahun, kedua kakak berusia 13 dan 10 tahun, dan ibu saat itu tengah mengandung adik bungsu kami. Membesarkan keempat anaknya seorang diri selama puluhan tahun. Saya tak bisa membayangkan, betapa beratnya setiap hari yang beliau jalani.

Namun, ada satu hal yang sering beliau katakan pada saya, “kalau pulang kerja, lihat anak-anak di rumah itu seneng. Capeknya hilang”. Ya, ibu adalah seorang PNS saat itu. Bukan PNS yang bergelimang harta. Ibu hanya punya motor bebek kuno dan juga sepeda jengki. Selain sebagai PNS, ibu juga memilih berjualan. Menitipkan makanan ringan ke kantin-kantin sekolah. Pagi buta sudah ke pasar dan menyiapkan dagangan. Setelah itu menyiapkan makan kami, berangkat kerja dan pulang tengah hari.

Tak jarang, ibu juga membuka les sore harinya. Tentu saja untuk menambah pemasukan, karena ada ada 3 anak yang harus dihidupi, kebutuhan rumah tangga dan biaya lain yang juga harus disiapkan. Semua dijalaninya selama puluhan tahun, untuk kami. Baru pada tahun 2012, ibu bisa membeli motor yang bagus.

Tak ada barang mewah di rumah kami. Bangunan masih kayu, yang jika musim hujan dinginnya sangat terasa, bahkan ada beberapa tempat yang kayu-kayu itu bercelah bahkan berlubang. Salah satu yang saya ingat, ibu selalu membeli telur BS di pasar, di penjual langganannya (sampai saat ini). Ketika saya tanya kenapa, kata ibu karena harganya sedikit lebih murah dan supaya ada uang yang bisa disimpan untuk kebutuhan lainnya.

Mudahkah? Tidak. Kami -anak-anaknya- juga merasakan hal itu. Belum lagi, ketika jenjang pendidikan sudah semakin tinggi. Ibu selalu berpesan, “ibu tidak bisa meninggalkan kalian harta, tapi ibu akan bekerja keras supaya kalian bisa sekolah. Setidaknya ketika ibu meninggal, kalian punya ijazah”. Ibu terjerat utang piutang, demi kami tetap bisa mendapatkan pendidikan yang tinggi.

Kini, di hari tua ibu, kami coba bahagiakan beliau semampu kami. Mungkin tidak sekeras beliau berjuang demi kami. Tapi melihatnya tinggal di rumah yang hangat dan tidak bocor, cukup membuat kami tenang. Melihatnya bisa santai di rumah menikmati serial televisi kesukaannya, melihatnya begitu telaten merawat buku-buku kami, melihatnya begitu menyayangi anak mantu dan cucunya, melihatnya bisa pergi kemanapun dengan sesama pensiunan adalah sedikit dari banyaknya kebahagiaan dan bersyukurnya kami.

Sebab kami tau -melihatnya dengan mata kepala sendiri-, bagaimana beliau berjuang untuk kami. Tulisan ini, terinspirasi sepenuhnya dari ibu, yang saya dedikasikan untuk semua ibu single parent di mana pun berada. Selamat membaca

sisi lain ibu single parent

 

Ibu Single Parent : Kurang dan Lebih

Kelelahan Ibu Tunggal

Secara fisik, kita akan dengan mudah seberapa kuat tenaga yang dimiliki para wanita. Ketika menjadi single parent, perannya pun bertambah. Hal-hal yang mulanya dikerjakan bersama suami, kini dikerjakan sendiri. Belum lagi, jika ibu harus bekerja di pagi hari. Tak jarang, ibu-ibu ini menitipkan anaknya ke daycare, sebab tak ada yang bisa dititipi untuk menjaga anaknya.

Apalagi ketika anaknya sedang sakit. Luar biasa hari yang dijalani mereka. Pagi sampai siang bekerja, bahkan kadang harus lembur sampai sore atau malam, lalu malam sampai pagi harus siaga menjaga anaknya. Memasak, membersihkan rumah dan lain-lain. Banting tulang sendirian. Lelah yang ibu tunggal rasakan ini, bisa jadi berkali-kali lipat daripada ibu yang memiliki pasangan.

Tak ada teman untuk diskusi, ketika permasalahan-permasalahan itu bermunculan bersamaan. Akibatnya, banyak ibu tunggal yang menyimpan rapat masalahnya. Beberapa dari mereka melakukannya, sebab tak ada lagi temannya yang dulu -suami-, dan tak mudah baginya untuk membagikan masalah pada orang lain, termasuk kerabatnya.

Belum lagi, ketika harus mengatur sedemikian rupa keuangan rumah tangga. Ketika salah satu sumber penghasilan mendadak berhenti, tentu berakibat pada anggota keluarga yang lain. Itulah mengapa, sebagian besar ibu single parent ini bekerja lebih keras untuk mendapatkan pemasukkan semaksimal mungkin.

 

Kelebihan Milik Ibu Tunggal

Meski tak bisa dipungkiri, betapa lelah fisik yang dihadapi ibu-ibu single parent ini, namun ada juga sisi yang “menguntungkan”.

Ibu menjadi memiliki hubungan yang lebih dekat dengan anak-anaknya. Tentu saja karena mereka menghabiskan waktu bersama jauh lebih banyak. Ibu pun menjadi lebih fokus pada pengasuhan dan pendidikan anaknya. Dan pengambilan juga hanya dipegang ibu.

Selain itu, ibu-ibu single parent ini pada umumnya memiliki tanggung jawab dan komitmen yang besar. Salah satunya adalah komitmen atas pengasuhan dan pendidikan anak-anaknya. Sebuah dedikasi yang biasanya akan menyaring hal-hal yang kurang bermanfaat baginya.

Salah satu yang juga terlihat adalah, ibu tunggal terbiasa menyampaikan sesuatu secara lugas. Tak ada basa-basi. Itulah mengapa, kemudian ibu-ibu juga menjadi pengambil keputusan yang mumpuni, tentu saja dengan segala pertimbangannya.
cara kurangi stress ibu tunggal

Cara Kurangi Stress Untuk Ibu Single Parent

Dari semua kurang dan lebihnya seorang ibu tunggal, tentu saja penat bahkan stress, kerap kali datang menyapa. Meski demikian, ibu juga bisa melakukan hal-hal berikut, untuk sedikit mengurangi beban yang dirasa.

Self Love

Ini merupakan hal penting, bahkan bagi setiap orang tanpa terkecuali. Ketika kita bisa mencintai diri sendiri, kita juga bisa menghargai segala usaha yang tengah kita usahakan, Mengapresiasi diri merupakan hal baik dalam perkembangan psikologis.

Atur Waktu

Mengatur waktu bagi ibu tunggal, tentu sedikit berbeda. Ibu butuh lebih sedikit “pembiasaan”, hingga kemudian memiliki pola waktu yang ritme sudah nyaman untuk dilakukan.

Dengarkan Naluri

Tak ayal, jika banyak ibu tunggal yang mendapat berbagai masukan dari banyak pihak, termasuk orang notabene asing. Tentu saja ibu berhak memilih, dan dengarkan apa yang hai ibu katakan. Ikuti apa yang menjadi keinginan hati ibu, sebab ibu punya insting yang lebih tajam sebagai orang tua anak-anak.

Minta Bantuan

Jika ibu mengalami kelelahan atau kerepotan mengurus anak, rumah dan juga pekerjaan, jangan ragu untuk meminta bantuan. Sampaikanlah pada orang yang ibu percaya dan ibu nyaman dengannya.

Berbincang Dengan Anak

Ibu bisa saja menghabiskan beberapa waktu bersama anak, dengan membicarakan hal-hal yang memang bisa merek cerna. Sampaikan isi hati atau pikiran ibu, jadikan anak sebagai teman ngobrol ibu. Sesekali curhat dengan mereka, juga tidak ada salahnya.

Me Time

Nah. Jika ingin melakukan sesuatu yang membuat ibu rileks meski hanya beberapa waktu, lakukan. Bahkan, jika memang ibu merasa ingin bertemu dengan teman-teman, ibu juga bisa melakukannya. Tentu saja ibu butuh suasana baru, untuk merefresh kembali semangat yang dimiliki.

Fokus Masa Kini

Jika ibu adalah tipe pencemas, cobalah untuk sedikit fokus pada apa yang terjadi saat ni. Untuk hal-hal yang menjadi misteri Tuha, ibu bisa berserah diri pada segala ketentuan-Nya. Tidak mengapa jika ibu ingin menyiapkan bekal, bagi masa depan anak, namun jangan lupa jika saat ini juga penting untuk dihadapi.



Sekali lagi, menjadi ibu single parent bukanlah hal yang mudah, terlepas dari apakah cerai hidup maupun cerai mati. Setiap ibu sudah pasti berdiri dengan kisahnya sendiri, begitu juga dengan kerja keras dan jatuh bangunnya. Yakinlah, setiap ibu tunggal juga berhak mendapatkan hak yang sama dengan ibu pada umumnya. Jika kita tak bisa membantunya baik secara fisik, mental, maupun materi, setidaknya lisan kita tak pernah mengucapkan hal yang meruntuhkan semangatnya.
Nimas Achsani
Nimas Achsani Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

22 comments for " Ibu Single Parent : Kekuatan di Balik Kelemahan"

Blogger Surabaya March 17, 2021 at 7:45 PM Delete Comment
Blognya mba nimas lebih keren nih, putih dengan nuansa biru muda. Btw, aku kan pernah ada rencana beli bukunya mbak deh. yuk ah aku WA yak
Blogger Surabaya March 17, 2021 at 7:48 PM Delete Comment
Btw, aku baca ceritanya mbrebes mili mbak. Perempuan itu ketik kehilangan pendamping hidup memang lebih kuat ya mbak. Dan mereka lebih fokus untuk mengurus anak anaknya ketimbang (maaf) mencari pendamping lg
Wuri Nugraeni March 18, 2021 at 3:53 PM Delete Comment
Setuju mbak. Setidaknya harus menjaga lisan ya. Kalau ngobrol yang hepi-hepi aja. Semoga sehat dan berkah selalu buat keluarganya yaaa aamiin
Ni Roha Panjaitan March 18, 2021 at 7:46 PM Delete Comment
Inspiratif banget, Mbak. Saya tu selalu angkat topi kepada setiap ibu single parent yang berjuang mati-matian demi pendidikan anak-anaknya.
Mechta March 18, 2021 at 9:45 PM Delete Comment
Selalu takjub dan merasa salut setinggi-tingginya membaca / melihat perjuangan para ibu, terutama ibu tunggal yg tentunya bebannya jauh lebih berat. Semoga semuanta mendaoat kekuatan & kesabaran lebih. Aamiin..
Yonal Regen March 19, 2021 at 3:18 PM Delete Comment
Salam hormat untuk ibunda. Selalu takjub dengan perjuangan setiap ibu, apalagi ibu single parent yang berhasil membesarkan dan mendidik anak-anaknya
Asasunnajah March 19, 2021 at 10:01 PM Delete Comment
Baca tulisan pembuka membuatku teringat pada kakak pertamaku yang kini juga single parent, aku turut merasakan betapa berat perjuangannya, belum lagi ujian dari kaum adam yang ada saja lah .. semoga Allah senantiasa melimpahkan kekuatan dan kesehatan lahir batin untuk para single parent ..
Bunda Lillah March 20, 2021 at 1:23 AM Delete Comment
Menjalin kedekatan dengan Allah menjadi penguat utama ibu tunggal. Mereka tahu, ada Penjaga yang tak pernah tidur.
Hiks...jadi sedih mengingat tahun ini ada bbrp teman yang kehilangan suaminya.
Zakia Widayanti March 20, 2021 at 6:32 AM Delete Comment
Ibuku juga single parent sejak 9 tahun lalu, kadang cuma bisa mendoakan aja yang terbaik buat ibu :)
Lulu Khodijah March 20, 2021 at 7:49 AM Delete Comment
Mba 😢 terharu aku bacanya. Ibu single parent kuat banget ya. Tanggung jawab 2 org dipikul di 1 pundak. Semoga lelahnya bs menjadi lillah, amiin...
Martin Setiawan March 20, 2021 at 9:09 AM Delete Comment
Menjadi ibu single parent memang berat, mereka harus bekerja, dilain sisi anak-anaknya butuh dibersamai. Semoga mereka selalu dikuatkan dan didekatkan jodohnya
Arina Mabruroh March 20, 2021 at 2:24 PM Delete Comment
MasyaAllah.... Ibu membesarkan 4 anak seorang diri.
Aku setuju banget kalimat terakhirnya Mbak Nimas. Kalau gabisa bantu yang lain, jaga lisan aja. Sambil mendoakan diam-diam
Dewi Rieka March 20, 2021 at 4:03 PM Delete Comment
Sehat selalu untuk Ibunya ya Mbak, perjuangan beliau membesarkan anak-anak benar-benar keren.. Alhamdulillah, semuanya tumbuh sehat dan bisa membahagiakan beliau
Bunsal March 20, 2021 at 4:37 PM Delete Comment
Walau terkadang sulit, jika menjaga lisan adalah suber kedamaian, rasanya inshaAllah jadi jauh lebih enteng.
Doa yang banyak untuk para ibu single parent dimana pun berada.
Aamiin ya Allah
Uniek Kaswarganti March 20, 2021 at 8:37 PM Delete Comment
Paham banget dengan betapa keras kehidupan ibu tunggal, harus melakukan peran ganda kan soalnya. Belum lagi omongan orang luar yang sering menyakitkan hati, bukannya bersimpati malah kadang-kadang mengolok-olok, baik terang-terangan ataupun sindiran.

Semoga para ibu tunggal kuat menghadapi kehidupannya dan mendapat support terbaik dari lingkungannya ya.
Desi's Corner March 20, 2021 at 10:51 PM Delete Comment
Cerita pembukanya bikin sedih. Seorang ibu selalu kuat untuk anak-anaknya. Dan bakal selalu ada untuk anak²nya. Semoga kita bisa setangguh ibu² kita. Aamiiin.
Febrina March 21, 2021 at 7:13 AM Delete Comment
Ibu saya juga single parent mba dan membesarkan 3 anak sendirian. Perjuangannya memang luar biasa seperti yang mba Nimas tulis. Dan saya membantu beliau dengan menjadi pendengar ceritanya. Saya ga ingin ibu memendam masalahnya sendirian. Walaupun belum bisa banyak membantu, setidaknya beliau punya tempat bercerita
Jurnal Bunda Imut March 21, 2021 at 9:16 AM Delete Comment
Kok sedih sekali baca tulisan ini mbaaak... semoga kita senantiasa bisa membahagiakan kedua orangtua bagaimanapun caranya ya mbaa... Semoga Allah selalu memampukan kita untuk terus berbakti kepada kedua orangtua kita...
Viandri March 21, 2021 at 12:14 PM Delete Comment
Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan untuk ibu kak nimas. Perjuangan masya Allah banget. Tiada hari tanpa memikirkan masa depan anak.
Marita Ningtyas March 21, 2021 at 1:33 PM Delete Comment
Ibu single parent memang luar biasa sih. Punya pasangan saja kadang ngos2annya luar biasa, apalagi harus berjuang sendirian dan memiliki peran ganda. Angkat topi.. dan aku yakin anak2 yang dibesarkan oleh ibu single parent pasti tumbuh jadi anak2 yang tangguh.
Yulia March 21, 2021 at 2:05 PM Delete Comment
Aku terharu bund, MasyaAllah semangat untuk para single parent. Wanita memang istimewa, sangat istimewa
Pida Alandrian March 21, 2021 at 10:57 PM Delete Comment
Aku selalu kagum sama ibu single parent yang gigih demi kebahagiaan anaknya. Nggak hanya mementingkan dirinya saja, tapi juga juga anak2 nya..