Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

ASUS Zenfone 9, Ponsel Flagship Bangunkan Digital Nomad dari Mimpi

“Mbak, kalau memang serius bekerja di jalur online, tolong selalu update”

Aku masih ingat betul dengan ucapan di atas. Kalimat itu disampaikan oleh Mbak Wid, seorang blogger senior yang aku kagumi bahkan jujur ku katakan pada beliau, aku adalah pengunjung setia blognya :)

Kalimat itu bukan disampaikan beliau dalam kondisi marah, ya. Saat itu kami sedang chatting dan membahas pekerjaan. Senang sekali rasanya diingatkan beliau dan itu masih membekas sampai sekarang.

Jika Mbak Wid, membaca tulisan ini, aku berterimakasih sekali atas pesan singkatnya malam itu.

Jadi, tulisan ini sepenuhnya terinspirasi dari Mbak Wid atau mungkin teman-teman mengenalnya dengan Widyanti Yuliandari.

Kenapa terinspirasi? Salah satunya adalah melihat bagaimana kiprahnya di dunia blogging. Saat ini, sepertinya sudah banyak yang mengenalnya. Namun, beliau ini bukan hanya seorang blogger tapi juga trainer hingga penulis.



Yang aku kagum adalah, bagaimana cara beliau mengatur waktu dan menyiapkan dirinya, baik sebagai digital nomad maupun pekerja di dunia nyata. Mengingat bagaimana kondisiku sebagai digital nomad yang masih sering keteteran sama load kerjaan.

Eh, teman-teman pernah dengan istilah digital nomad, belum?

Memantapkan Hati Menyiapkan Diri Menjadi Digital Nomad

Istilah digital nomad, memang baru muncul beberapa waktu terakhir. Dari katanya saja, sepertinya teman-teman juga sudah bisa membayangkan apa yang dimaksud dengan digital nomad ini.

Untuk yang belum tahu, aku spill sederhananya saja. Jadi, digital nomad ini adalah istilah atau sebutan bagi pekerja digital yang bekerja lepas. Bisa dibayangkan? Content writer, blogger, vlogger hingga graphic designer juga termasuk di dalamnya.

Disebut digital nomad, karena mereka ini bisa bekerja secara fleksibel -dari mana saja dan kapan saja. Selain itu, kita bekerja secara digital, sehingga tidak membutuhkan jam kerja yang straight, seperti nine to five dengan berdiam di satu gedung tertentu.


Siap Kerja Dari Mana dan Kapan Saja

Sudah dua tahun aku menekuni pekerjaan digital. Meskipun secara profit belum melejit seperti banyaknya teman-teman, tapi aku menghargai proses dan progresku selama ini.

Jika ditanya, apa yang berubah setelah menjadi pekerja digital? Yang berubah adalah kebiasaanku bepergian membawa laptop dan lebih sering membuka ponsel di jam-jam tertentu.

Ya. Bekerja di dunia digital, terlebih menjadi pekerja lepas, menuntutku untuk tetap bisa menyelesaikan semua pekerjaan dengan tepat waktu termasuk saat liburan. Jadi, jika pergi ke luar kota, sekarang barang pribadi yang wajib aku bawa adalah laptop dan alat tulis (HP sudah pasti dibawa).

Aku masih ingat betul kejadian setahun yang lalu. Saat itu aku dan keluarga sedang berlibur dan menginap di salah satu hotel. Lalu klien mengirim pesan dan meminta agar pekerjaanku diselesaikan malam itu juga :D

Terkadang, aku juga sengaja menyelesaikan pekerjaanku di luar rumah untuk mendapatkan suasana dan semangat baru. Ya, kan? Selama ada perangkat yang siap diajak tempur dan jaringan internet, kerja dari mana saja bukan masalah hahaha.

Menjadi Profesional Juga Butuh Modal

Guru bimbelku ketika SMA, aku memanggilnya Mrs. Tri, pernah berkata 
“untuk menjadi orang sukses kamu tidak butuh banyak uang, kamu butuh kerja keras dan akan menghasilkan banyak uang”.

Beliau mengatakan itu ketika aku mengambil kursus tambahan di libur kelulusan SMA.Saat itu, di tahun 2011, aku tidak terlalu memaknainya dengan serius. Yang membuatku mengingatnya adalah karena saat itu kita terlibat dalam sebuah diskusi tentang rencana masa depan.

Sekarang, setelah sepuluh tahun berlalu, aku sangat setuju dengan yang beliau katakan dan aku sedang memulainya.

Terbiasa menjalani remote working dari rumah dengan berbagai klien dan SOW yang berbeda, membuatku menyadari jika seorang digital nomad ini juga perlu memiliki bekal perangkat yang mumpuni.

Karena perlu teman-teman juga ketahui, bahwa bekerja di dunia digital ini menuntut kita harus bekerja dengan cepat, selalu update dan tentu saja menggunakan semua teknologi dengan maksimal.


Modalku Tentu Saja Gadget

Sebagai seorang digital nomad, yang paling aku andalkan adalah ponsel dan laptop. Karena dua perangkat sudah sangat membantu terselesaikannya berbagai pekerjaan, baik hanya untuk menulis artikel hingga membuat sebuah video.

Namun, saat ini aku sudah tak bisa berharap pada ponselku ini. Mau bagaimana lagi. Ponsel ini sudah ku pakai sekitar 3 tahun, dan tanda-tanda lelah diajak bekerja setiap hari sudah bermunculan.

Mulai dari baterai yang cepat habis, lebih cepat panas, ngelag ketika diajak buka aplikasi banyak dan tentu saja kualitas kamera yang sudah terlihat menua.

Untuk spesifikasi ponsel sendiri, yang paling aku butuhkan adalah yang mampu membantuku membuat file-file dokumentasi lebih menarik, terutama kecerahan dan fokusnya. Karena aku tidak punya kamera, jadi untuk kebutuhan foto sangat mengandalkan ponsel.

Selain itu, aku juga butuh ponsel dengan respon time, refresh rate yang mumpuni dan tentu saja ukurannya “pas” di tangan. Karena seringkali, jika merekam maupun mengetik di ponsel yang cukup lebar, justru terasa tidak nyaman dan hasilnya pekerjaan jadi lebih lama terselesaikan. Adakah yang juga merasakannya? Ukuran compact lebih support pekerjaan.

Selama ini -selama aku menjadi digital nomad-, cukup jarang melihat ponsel compact tapi dengan spesifikasi yang terbilang “tinggi”. Karena dari apa yang pernah aku alami, ponsel-ponsel compact secara umum memiliki performa yang sedikit lebih rendah.

Namun, tahukah teman-teman, jika ternyata opiniku tersebut telah patah? Yap. Ternyata, ada ponsel compact dengan dukungan performa yang sangat besar. Adalah ASUS Zenfone 9, ponsel yang aku maksud tadi.


Mengapa ASUS Zenfone 9 Menjadi Ponsel Flagship

Menyambung dari ceritaku tadi, tentang ASUS Zenfone 9 yang baru saja rilis beberapa waktu lalu. Ketika mengikuti peluncurannya, ada satu hal yang membuatku penasaran, yakni pernyataan “Ponsel Flagship”. Karena sejujurnya, aku belum pernah dengar istilah tersebut hahahaha.

Maka, aku mencari tahu, apa yang dimaksud dengan pernyataan tersebut. Ternyata, ASUS Zenfone 9 disebut sebagai ponsel flagship karena handphone yang satu ini menjadi produk yang utama karena sepesifikasi yang sangat tinggi di antara berbagai seri Zenfone yang pernah ada.

Tentu saja ada beberapa sebab, mengapa ASUS Zenfone 9 ini menjadi ponsel flagship. Yuk kita lihat, supaya teman-teman juga “mupeng” kayak aku :D
Zenfone 9 belum lama ini dinyatakan telah memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) oleh Kementerian Perindustrian. Dengan kandungan sebesar 35.10%, ponsel berkode ASUS_AI2202 diganjar sertifikat bernomor 3754/SJ-IND.8/TKDN/8/2022.

Kondisi Dapur Zenfone 9 yang Buatku Jatuh Hati

Pertama, aku mau bahas soal performa. Sebagai pekerja digital, penting sekali untuk tahu kekuatan dapur pacu perangkat yang digunakan bekerja.

Untuk Zenfone 9 ini sendiri didukung dengan Snapdragon® 8+ Gen 1. Inilah satu alasan, kenapa ponsel ini disebut sebagai flagship. Karena prosesor atau chipset ini adalah generasi terbaik pada pengujian performa pada Juni 2022.

Chipset paling canggih ini, dapat membantu kita untuk bekerja dengan lebih cepat dan peningkatan daya. Nah, yang perlu teman-teman ketahui juga adalah, bahwa performa yang ditawarkan oleh Snapdragon® 8+ Gen 1 sudah cukup untuk digunakan menjalan game pada ponsel.

Keunggulan lain yang juga dimiliki oleh Snapdragon tertinggi adalah memiliki respon sangat baik, dukungan HDR pada warna yang kaya menjadikan pengalaman visual kita juga semakin menyenangkan.


Kerja Sat Set Anti Ngelag dengan RAM Terbaru

Setelah mengetahui chipset yang digunakan, maka yang pasti juga perlu disinggung adalah RAM. Untuk teman-teman yang cukup paham teknologi, pasti sering sekali menanyakan kapasitas RAM, baik untuk ponsel maupun laptop.

Oke. Untuk ASUS Zenfone 9 ini, RAM yang digunakan adalah LPDDR5 dengan kapasitas mencapai 16 GB. LPDDR5 in merupakan RAM terbaru, hasil penyempurnaan dari LPDDR4X. Sebelumnya, aku mau kasih tahu dulu, LPDDR ini adalah singkatan dari Low Power Double Data Rate.

Artinya adalah, ini merupakan DDR dengan daya rendah yang memang dibuat secara khusus untuk penggunaan ponsel. Apakah sampai sini, teman-teman paham? :D

Tentu teman-teman yang menggunakan android jadul, cukup sering mengeluhkan ponsel yang lemot ketika digunakan untuk membuka beberapa tab atau aplikasi sekaligus. Benar? Karena aku pun merasakan hal yang sama :D

Nah, keunggulan LPPDDR5 ini adalah membuat kegiatan kita membuka berbagai aplikasi sekaligus dengan cepat dan tentu saja menghemat daya. Rasanya, performa dari chipset dan RAM LPDDR ini sudah sangat menggoda, kan?

Namun, bukan ponsel flagship namanya jika hanya berhenti pada dua teknologi canggih tersebut.

Di mana ada RAM, di situ ada memory. Ya, kan? Yuk lanjut kita bahas tentang kapasitas memori Zenfone 9 ini.

Kapasitas memori yang digunakan pada ponsel ini adalah ROM: 128 / 256 GB – UFS 3.1. Belum tahu tentang UFS 3,1? Kita belajar bersama, yuk. Karena aku pun baru tentang storage ini hahahha

Dari yang aku pahami, UFS 3.1 ini merupakan teknologi terbaru untuk memori atau penyimpanan smartphone. UFS 3.1 ini digadang-gadang menjadi teknologi mutakhir yang ramah kantong untuk peningkatan penyimpanan yang lebih efisien dan tentu saja jauh dari kata ngelag.


Lebih Dingin, Lebih Cepat dari Sebelumnya

Adakah teman-teman yang pernah menggunakan Zenfone edisi sebelumnya? Jika iya, maka jangan dulu membandingkannya dengan Zenfone 9 yang sekarang.

Pada ASUS Zenfone 9, teman-teman akan merasakan ponsel dengan performa canggih tapi tidak mudah panas! Ini dikarenakan teknologi terbaru yang digunakan adalah berupa lembaran grafit, tembaga dan pasta termal.

Komposisi ini menyebabkan ponsel lebih dingin, jika dibandingkan ketika menggunakan pipa-pipa panas. Karena ponsel tidak cepat panas, maka performa yang diberikan juga lebih stabil dan tentu saja kencang!

Keren, kan? Teknologi ini tentu sangat menguntungkan kita -para digital nomad- ketika harus mengedit video menggunakan ponsel. Biasanya, ketika ponsel diajak kerja dengan effort, hasilnya justru tidak maksimal. Entah jadi cepat panas, baterai cepat habis dan tentu saja lemot di tengah jalan.


Kapasitas Baterai

Lanjut, ya. Nah, untuk kapasitas baterai sendiri, ponsel ini memiliki kapasitas yang tinggi, yakni mencapai 4300 mAh. Belum lagi ditambah dengan fitur HyperCharge Adapter sebesar 30 watt yang menjadikannya lebih cepat penuh saat pengisian.

Sebagai digital nomad, tentu kita memiliki mobilitas yang cukup tinggi. Kehabisan baterai ketika sedang bekerja di luar adalah hal yang sangat dihindari. Namun, dengan adanya Snapdragon® 8+ Gen 1, kita akan dibantu untuk menghemat daya hingga 30% ketika digunakan secara intensif.





Bukan Blogger Namanya Jika Tidak Pernah Mengabadikan Momen dengan Foto Video


Kualitas Kamera Nggak Kaleng-kaleng

Kembali lagi menyinggung soal chipset terbaru tersebut. Snapdragon® 8+ Gen 1 ini juga membantu kegiatan perekaman video HDR 8K dengan kapasitas muatan warna, lebih dari 1 miliar warna!

Bisa dibayangkan, ya, bagaimana sempurnanya video yang kita rekam? Karena jujur saja, ponsel yang aku pakai sekarang ini, warnanya sudah tidak sekaya dengan ponsel-ponsel dan tentu saja jauh jika dibanding dengan Zenfone.

Capture every moment with one hand, wherever you are!

Oke, sejujurnya ini adalah bagian yang pertama kali membuatku jatuh hati dengan ASUS Zenfone 9 ini, ya. Tidak lain tidak bukan adalah kameranya yang super kereeeen!

Bisa teman-teman lihat. Di bagian belakang terdapat dua kamera dengan ukuran yang cukup besar. Untuk kamera utama (bagian atas), ini memiliki resolusi sebesar 50 MP ultra wide angle IMX766.

Ultra wide angle sendiri merupakan salah satu jenis kamera (khususnya pada smartphone) yang mampu menjangkau area foto lebih luas.

Sedangkan untuk kegiatan pengambilan video rekaman, kita akan dibantu oleh teknologi OIS/EIS dan diperkuat dengan 6-axis Hybrid Gimbal Stabilizer. Fitur ini akan membantu kita untuk bisa mengambil gambar maupun video tanpa goyang atau blur. Rekam atau foto sambil jalan atau lari, juga oke aja, kan?

Jadi, kita tidak perlu lagi membeli gimbal secara terpisah, ya, teman-teman. Karena ASUS Zenfone 9 ini sudah dilengkapi dengan gimbal yang desainnya sangat futuristik. 

Sebentar, yuk, kita bahas beberapa hal “asing” lagi, ya.

OIS atau Optical Image Stabilization (penstabil gambar). Fungsi dari fitur ini adalah untuk membuat kamera tetap stabil ketika kita sedang mengambil. Tahu sendiri, kan, kita suka tiba-tiba tremor saat foto hahaha. Nah, dengan OIS ini, getaran yang terjadi itu bisa diminimalisir.

Nah, OIS ini bekerja karena adanya sensor gerakan pada ponsel yang kita pegang.

Sedangkan EIS (Electronic Image Stabilization) adalah penstabil gambar dengan menggunakan software atau aplikasi. Fitur ini akan membantu kita ketika mengambil gambar di malam hari maupun dengan kualitas HDR.


Sedangkan untuk audio, ASUS Zenfone 9 ini bekerjasama dengan pakar sound dari Swedia, yakni DIRAC Research. DIRAC Research ini akan melakukan sound tuning.

Selain itu, suara yang dihasilkan juga lebih dalam karena menggunakan lapisan Dbass foamball. Itulah mengapa, produksi suara Zenfone 9 ini juga 50 % lebih banyak jika dibandingkan kompetitor.


Aku sendiri sempat mencoba mendengarkan audio pada Zenfone 9 ini, dan itu keren banget. Jadi, dalam satu suara, kita bisa mendengar berbagai tekanan atau intonasi suara dengan sangat jelas, mulai dari suara yang suaranya keras sampai dengan yang sayup-sayup saja.

Audio yang dihasilkan sama dengan apa yang biasanya didengar oleh telinga kita, yakni adanya berbagai jenis suara yang telinga kita tangkap di waktu yang bersamaan. Bisa dibayangkan?

Begini, pernahkah teman-teman mendengar suara kipas angin yang berputar, bersamaan dengan detak jam dinding, suara jangkrik di depan rumah hingga suara knalpot motor brong di jalan depan gang perumahan? Nah, suara yang dihasilkan ASUS Zenfone 9 ini sekaya itu, semua suara masuk dengan jelas.

Bagaimana? Sudah cukup tergoda dengan semua fitur-fitur canggih dari ASUS Zenfone 9 ini? Rasanya tidak ada fitur yang paling unggul, karena semua fitur dan teknologi yang digunakan ini memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Setuju?

Mulai dari penggunaan Snapdragon® 8+ Gen 1 sampai dengan audio yang mewah, semuanya memiliki muara yang sama, yakni performa yang berkualitas dan pengalaman yang tak terlupakan. Angkat topi untuk ASUS.

Buat kalian yang mau beli Zenfone 9, udah bisa kalian dapatkan melalui partner dan channel pembelian resmi produk ASUS antara lain Erafone, Tokopedia, ASUS Exclusive Store, ASUS Online Store. Jangan lupa, ada empat warna yang bisa teman-teman pilih, yaitu : Moonlight White dengan kesannya yang kalem, lalu ada Sunset Red yang terlihat berani, Starry Blue yang cantik (aku pilih ini, sih) dan ada Midnight Black yang gagah.


Zenfone 9, Ponsel Compact Terbaik untuk Digital Nomad

Dari semua yang aku tuliskan tentang ASUS Zenfone 9 ini, memang layak jika disebut ini adalah salah satu mahakarya ASUS terbaik untuk sebuah smartphone.

Karena seperti yang aku bilang di awal, bahwa tidak banyak (jarang sekali), ada ponsel dengan dimensi compact tapi didukung dengan performa terbaik di kelasnya. Tidak tanggung-tanggung, hampir di semua fitur dan teknologi yang digunakan adalah yang terbaik di kelasnya.

Tidak salah memang, jika ASUS Zenfone 9 menjadi ponsel flagship!

Menempatkan diriku sebagai seorang digital nomad yang berbekal ponsel jadul, tentu saja kehadiran Zenfone 9 seperti sebuah oase di padang pasir. Yang mana, kehadirannya sangat dinantikan oleh banyak orang. 

Mulai dari ukuran, performa chipset hingga tampilan case juga disiapkan dengan sangat baik. Melihat bagaimana penampakan dan performa Zenfone 9 ini, rasanya ASUS tidak hanya ingin memberikan ponsel terbaik tapi juga memberikan kesan yang mendalam untuk semua penggunanya.

Menutup tulisanku tentang ASUS Zenfone 9 ini, aku ingin mengajak teman-teman untuk refleksi sebentar. Barangkali kita sudah terlalu sering melihat ke atas, dan lupa untuk sebentar melihat pijakan di bawah :’)

Aku sendiri meyakini, jika kita memiliki perangkat yang mumpuni untuk mendukung kebutuhan pekerja digital (khususnya digital nomad), akan banyak hal yang bisa kita lakukan. Entah itu untuk upgrade ilmu maupun meningkatkan value diri.

Memiliki dan menggunakan gadget yang memiliki performa tinggi, bukan hanya untuk dijadikan sebuah benda kebanggaan agar dilihat, tapi menjadi pengingat bahwa “apa yang bisa kita lakukan dengan barang secanggih ini?”



“Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS Zenfone 9 Blog Writing Competition di Blog Widyanti Yulia"ndari



Referensi : 

https://www.asus.com/id/mobile/phones/zenfone/zenfone-9/
https://www.widyantiyuliandari.com/2022/11/10/zenfone-9-blog-writing-competition/
https://inet.detik.com/consumer/d-6236986/asus-zenfone-9-segera-dirilis-di-indonesia-ini-buktinya
http://www.obengplus.com/articles/5219/1/Teknologi-UFS-40-UFS-31-dan-RAM-LPDDR5X-di-smartphone-membuat-malu-notebook.html
https://www.idntimes.com/tech/gadget/agung-prasetya/smartphone-high-end-dengan-teknologi-storage-ufs-31-c1c2
https://gizmologi.id/news/tech/qualcomm-snapdragon-8-gen-1-dan-7-gen-1/
https://selular.id/2022/06/snapdragon-8-gen-1-ungguli-semua-chipset-yang-ada/
https://techijau.com/ois-adalah/
https://tirto.id/mengenal-sistem-image-stabilization-ois-dan-eis-pada-kamera-eGeu
Nimas Achsani
Nimas Achsani Parenting, pernikahan, finansial dan gaya hidup

Post a Comment for "ASUS Zenfone 9, Ponsel Flagship Bangunkan Digital Nomad dari Mimpi"